Knowledge Management

Nama : Merry

NIM : 1401085013

Kelas : 07PAA

Tugas GSLC3 – Knowledge Management

Knowledge Management

Knowledge Management di dalam suatu perusahaan menjadi suatu hal yang sangat mendasar dalam era globalisasi dewasa ini. Kemampuan perusahaan untuk mengelola sumber daya manusia sebagai penggerak bisnis perusahaan. Perusahaan dituntut untuk terus dapat menjadikan seluruh lini untuk dapat terus bersaing agar tidak tertinggal oleh para pesaingnya. Kondisi tersebut menuntut adanya perubahan paradigma menjadi knowledge-based-competiveness. Dimana konsep ini mengandalkan pada ilmu pengetahuan (IPTEK). Untuk membenahi hal tersebut diperlukan kemampuan untuk mengelola dan mengembangkan pengetahuan (knowledge) yang pada akhirnya menjadi sebuah senjata untuk dapat bersaing dalam era ini.

Knowledge Management adalah sebuah konsep yang relatif baru yang bergerak di atas infrastruktur teknologi informasi (Internet dan Intranet) yang ada. Dengan berbasis Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang menunjang, perusahaan seharusnya dapat mengakomodir segala yang dibutuhkan sumber daya manusia yang ada di dalamnya, dalam hal ini adalah pengetahuan yang mendukung para karyawan dan seluruh jajaran lini perusahaan untuk dapat terus berkompetisi dengan competitor.

Peter Drucker mengatakan bahwa “perubahan dunia ini mengarah ke fenomena bahwa sumber ekonomi, bukan lagi dalam bentuk money capital atau sumber daya alam, tapi ke arah knowledge capital.” Organisasi dan perusahaan harus mengelola pengetahuannya dengan baik, sehingga nantinya ketika seorang karyawan telah meninggalkan perusahaannya terdapat transfer ilmu yang dapat dilakukan baik antara senior-junior, maupun atasan-bawahan.

Knowledge Management seharusnya sudah banyak diterapkan oleh perusahaan di Indonesia, mengingat Asean Free Trade Association (AFTA) sudah bergulir. Dimana batasan untuk berbisnis telah semakin menyempit. Dengan bergulirnya AFTA tersebut, Knowledge Management seharusnya telah menjadi hukum wajib bagi perilaku individual sehari-hari seluruh jajaran perusahaan dan orang-orang yang ingin berkembang.

 

Sejarah Knowledge Management

Knowledge Management atau biasa disebut dengan manajemen pengetahuan adalah sesuatu yang relatif baru, walaupun telah berkembang sejak lama. Walaupun pemikiran mengenai manajemen pengetahuan telah berkembang pada tahun-tahun sebelumnya. Para pionir yang mengkajinya secara akademis diantaranya Peter Ducker di tahun 70-an, kemudian Karl-Erik Sveiby di akhir 80-an, serta Nonaka dan Takeuchi pada 1990.

Hal tersebut mengakibatkan Knowledge Mangement sempat diidentikkan dengan Teknologi Informasi, namun stigma tersebut dibantah oleh Gupta dan Govidrajat (2000). Menurut mereka hal yang paling menentukan dalam keefektifan adalah pada sektor manajemen. Sumber daya manusia pada akhirnya memang menjadi ujung tombak dari segala program pada Knowledge Management.

Perkembangan manajemen pengetahuan banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor, sesuai dengan perkembangan zaman dimana perubahan social, teknologi, waktu serta tingkat ekonomi. Era globalisasi seakan menantang setiap individu untuk terus berkompetisi dalam menciptakan berbagai peluang meraih konsumen. Awalnya organisasi-organisasi terutama organisasi bisnis, mencoba mendongkrak produktivitas dan keuntungan dengan memanfaatkan perkembangan teknologi dan teknologi   jaringan.

Knowledge Management telah menjadi sebuah disiplin ilmu sejak tahun 1995 dan telah menjadi bagian dari kurikulum perguruan tinggi serta di publikasikan pada berbagai jurnal akademik maupun profesional. Kebanyakan perusahaan besar memiliki sumber daya yang didedikasikan untuk knowledge management yang seringkali merupakan bagian dari departemen ‘Teknologi Informasi’ atau ‘Manajemen SDM’ maupun terdapat koordinasi yang bersinergi dalam keduanya dan dalam banyak struktur lapor langsung ke pimpinan organisasi. Pengelolaan informasi secara efektif adalah sebuah keharusan dalam bisnis.

Knowledge Management terdiri dari sejumlah praktek yang digunakan oleh organisasi untuk mengidentifikasi, menciptakan, merepresentasikan dan mendistribusikan pengetahuan untuk dipergunakan kembali, menciptakan kesadaran, serta pembelajaran.

 

Knowledge Management Saat ini

Jauh sebelumnya, pengetahuan telah didokumentasikan oleh filsuf Barat selama ribuan tahun, tetapi dengan sedikit keraguan. Sama halnya dengan Filsuf Timur juga memiliki tradisi dokumentasi yang menekankan pengetahuan dan pemahaman untuk melakukan kehidupan rohani dan sekuler. Banyak dari upaya ini diarahkan untuk mendapatkan pemahaman teoritis dan abstrak tentang apa sebenarnya pengetahuan tersebut. Pengetahuan praktis perlu diketahui, kebutuhan itu muncul sejak awal manusia berjuang untuk mempertahankan hidup. Pada awalnya penataan pengetahuan praktis dilakukan secara implisit dan tidak sistematis, dan hampir seperti itu masih berlaku sampai sekarang.

Sebuah aspek praktis menunjukkan bahwa aspek KM itu membutuhkan perilaku efektif dari orang  untuk mendukung kesuksesan yang dilegasikan melalui tugas-tugas intelektual dan memberdayakan individu-individu. Sebenarnya menurut perspektif sejarah dipercaya bahwa KM itu lahir bersamaan dengan manusia untuk bertahan hidup. KM juga mempresentasikan suatu evolusi perubahan maju manusia dan kebebasan intelektual yang dimulai pada masa pencerahan sekitar lebih 200 tahun yang lalu.

Perluasan KM saat ini adalah manajemen yang sistematis dan eksplisit untuk kegiatan pengetahuan terkait, praktek, program dan kebijakan dalam perusahaan. Akibatnya, kelangsungan hidup perusahaan tergantung langsung pada :

  1. Kualitas kompetitif aset pengetahuan;
  2. Keberhasilan penerapan aset tersebut dalam semua kegiatan usahanya (yaitu, realisasi dari aset pengetahuan) dari perspektif yang sedikit berbeda: Tujuan dari KM adalah untuk membangun dan memanfaatkan modal intelektual secara efektif dan efisien. Tujuan ini berlaku bagi seluruh perusahaan, untuk semua perusahaan, kegiatan, dan memiliki kompleksitas yang cukup besar di belakangnya.

Dalam konteks perusahaan, organisasi bisnis dewasa ini yang serba cepat dan tidak menentu, dibutuhkan orang-orang yang responsif (peka) terhadap informasi perkembangan dan perubahan serta inovatif yang mampu memanfaatkan pengetahuannya (wisdom) baik secara idnividu maupun pada akhirnya secara kolektif dalam upaya memecahkan segala permasalahan dan tantangan bisnis.

Kemajuan  KM  bergantung pada pendekatan baru yang mengintegrasikan perspektif teoritis dan abstrak epistemologi dan ilmu pengetahuan kognitif dengan pertimbangan keahlian pragmatis yang dibutuhkan untuk melakukan bisnis dan petunjuk teknis manajemen informasi dan teknologi. Tiga kondisi tambahan juga telah memberikan kontribusi terhadap perkembangan tersebut, diantaranya :

  1. Kecerdasan dan manajemen sains kepedulian terhadap individu dan berpikir intelektual ketika melakukan pekerjaan, serta  pengaruh pengetahuan dan pemahaman untuk memberikan kualitas pekerjaan.
  2. Belajar teori, ilmu sosial, dan psikologis untuk pendekatan pembelajaran yang efektif, kerja tim dan kolaborasi serta untuk gaya kognitif .
  3. Kemajuan teknologi informasi yang memungkinkan perluasan praktek KM ke daerah-daerah baru dengan membangun ontologi, pemahaman bahasa alam, penalaran otomatis dan agen cerdas.

 

Kegunaan Knowledge Management

Beberapa ahli mengajukan suatu strategi sentral  yang terdiri dari empat taktis atau cara. Kebanyakan KM dipraktikkan untuk memenuhi kebutuhan dan lingkungannya, perspektifnya lebih dipersempit. Beberapa di antaranya fokus terhadap pembagian pengetahuan diantara individu-individu atau dalam bangunan pendidikan elaborasi dan pengetahuan yang mendistribusikan kemampuan-kemampuan. Dan yang lainnya menganjurkan penggunaan teknologi untuk menangkap, memanipulasi dan melokalisir pengetahuan dan istilah-istilahnya.

Beberapa aspek  efektivitas yang harus dicapai berdasarkan pengembangan berbasis KM menjadi aspek penekanan. Ada beberapa cerita yang dapat dihubungkan dengan KM yakni meliputi:

  1. Dalam pengalaman panjang, secara normal aktivitas dan inisiatif KM tidak untuk menambah beban kerja tetapi memperbaiki pengetahuan dan penggunaannya. Hingga bagian level bawah organisasi, dilakukan pengurangan pekerjaan berulang dan pengalihan kerja, analisis kecepatan, keputusan, dan eksekusi yang secara khusus merupakan tugas-tugas rutin dan yang lain dapat mengganggu dan memberi efek reduksi kerja.
  2. Aktivitas dan inisiatif KM mengganti fungsi-fungsi tambahan, haruslah lebih luas dari apa yang mungkin menjadi dasar atau bagian dari usaha–usaha yang ada dan usaha yang berkelanjutan, tanpa menambah kerumitan, tambahan waktu atau ketergantungan.
  3. Orang cenderung takut untuk membagi pengetahuannya. Mereka percaya akan kehilangan keberuntungan dengan berbagi kepada yang lain, baik ke teman kerja maupun ke organisasi. Bagaimanapun juga dalam lingkungan yang baik hanya segelintir individu yang dapat berbagi dengan lain.
  4. Pengetahuan personal tidak bisa dibagi secara langsung. Perspektif dan informasi mengenai pengetahuan hanya bias dikomunikasikan. Penerima informasi akan merasakan informasi itu dan menginternalisasi dalam tafsiran atas komunikasi sebagai pengetahuan baru. Pengetahuan dibangun melalui proses belajar yang kompleks dan hasilnya berupa model mental individu dan asosiasinya dalam beberapa hal bisa berbeda karena perbedaan sumber pengetahuan.

Agar bisa kompetitif, perusahaan harus proaktif menambah manajemen pengetahuan secara sistematis, sekalipun banyak aktivitas dan fungsi KM mungkin secara implisit dipraktekkan. oleh karyawan dan pekerja harian. Perusahaan harus senantiasa termotivasi dengantujuan-tujuan akhir.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Knowledge Management Architecture

Nama : Merry

NIM : 1401085013

Kelas : 07PAA

Tugas GSLC2 – Knowledge Management

Knowledge Management Architecture

Tujuan dalam membuat arsitektur KM(knowledge management) adalah sebagai kerangka dan landasan bagi pengembang dan pengoperasian inisiatif Knowledge Management.

Knowledge Management Architecture didefinisikan sebagai deskripsi tentang komponen dan kapabilitas serta keterkaitan atau interrelationship antar komponen dalam merealisasikan keuntungan dan manfaat KM terhadap perusahaan.

Elemen dasar yang terdapat dalam Knowledge Management Architecture :

1. Knowledge Management Strategy

Strategi KM merupakan penjabaran dari strategi bisnis perusahaan. Dalam strategi KM diformulasikan visi, misi dan objektif strategis dari pengelolaan knowledge yang mendukung visi, misi dan objektif perusahaan. Tahapan selanjutnya adalah melakukan identifikasi tentang langkah-langkah apa yang harus diterapkan dari sisi KM dalam mendukung pengimplementasian strategi bisnis dan pencapaian objektif strategis dari perusahaan. Adapun faktor-faktor  yang mendukung keberhasilannya adalah kejelasan arah, komitmen dan disiplin yang tinggi bagi seluruh stakeholder dan pemimpin yang visioner.

 

2. Role and Value Proposition

Pada saat awal implementasi KM, para karyawan dan manajemen memiliki pemahaman yang sangat bervariasi terhadap KM. Sehingga manajemen harus memutuskan peran dan value proposition dari KM untuk periode tertentu, yang pada periode selanjutnya dapat dievaluasi.

Ada 3 pilihan peran yang dapat muncul dalam pengelolaan knowledge, yaitu :

  1. KM diarahkan untuk mengelola knowledge sebagai produk. Artinya pengelola knowledge mengkonsentrasikan diri dalam melakukan kodifikasi knowledge dan menempatkannya dalam repository knowledge yang dapat diakses oleh karyawan sesuai otoritasnya.
  2. KM diarahkan untuk mempertemukan antara orang yang memiliki knowledge (knowledge producer) dengan orang yang membutuhkan knowledge (knowledge consumer), pengelola knowledge harus dapat mengidentifikasi orang-orang yang memiliki knowledge tertentu dan mempertemukannya dengan orang-orang yang membutuhkannya.
  3. KM diarahkan memerankan kedua pilihan tersebut di atas sekaligus atau disebut dengan kombinasi.

Adapun Keuntungan dari KM adalah meningkatkan kolaborasi dalam perusahaan, meningkatkan ketrampilan karyawan serta meningkatkan mutu produk dan layanan.

 

3. Operation Model

Operation model atau model operasi dirumuskan sebagai siapa yang menyediakan solusi itu, dan bagaimana mekanisme produksi dan delivery solusi tersebut kepada target user  yang telah ditetapkan. Secara umum model operasi mencakup bagaimana merealisasikan visi, misi dan objektif serta bagaimana perusahaan dapat menyampaikan peran dan posisinya. Memuat target user, komoditi knowledge, serta teknologi yang dipakai. Pengelola knowledge harus melakukan analisa tentang kondisi ketersediaan knowledge perusahaan untuk menentukan kebutuhan knowledge perusahaan, dan mengidentifikasi unit serta personil yang mana yang membutuhkan knowledge tersebut. Output yang diharapkan adalah teridentifikasinya knowledge gap. Dalam pemodelan operasi biasanya menggunakan kerangka Zack (Zack Frame).

Gambar 1 : Kerangka Zack

Jika daftar knowledge yang ada dalam knowledge gap terlalu panjang, maka harus dilakukan pentahapan pemenuhan berdasarkan skala prioritas. Penentuan prioritas dapat dilakukan dengan cara memetakan semua knowledge ke dalam matriks.

Gambar 2 : Matriks penentuan prioritas

Dirumuskan metode delivery yang digunakan untuk mensuplai knowledge dalam rangka memenuhi knowledge gap. Organisasi dapat menyediakan knowledge dengan berbagai cara, yaitu :

  1. Melakukan kodifikasi knowledge kemudian menyimpannya di knowledge base perusahaan dan memberi otoritas kepada pekerja atau unit yang membutuhkan untuk mengakses dan me-retrieve.
  2. Mengirim personil yang telah diseleksi untuk mengikuti pelatihan untuk mengakuisisi knowledge yang dibutuhkan.
  3. Mengundang expert (internal atau external) untuk membagikan pengetahuannya melalui program yang mirip in house training.
  4. Melakukan benchmark kepada perusahaan lain yang dianggap memiliki knowledge yang dibutuhkan.
  5. Mendorong anggota organisasi untuk menggali secara mandiri knowledge yang dibutuhkannya.

 

4. Operation Architecture

Ada 3 komponen dari operation architecture atau arsitektur operasi,  yaitu :

  1. Proses : komponen proses menyangkut fungsi-fungsi yang perlu disediakan untuk mendukung kegiatan dan proses dalam KM atau dapat dikatakan sebagai penentuan proses.
  2. Organisasi : Komponen organisasi juga menyangkut budaya perusahaan berupa nilai-nilai kolektif yang dianut dan berlaku di perusahaan. Komponen ini dikembangkan oleh  organisasi pembelajar (learning organization).
  3. Teknologi : Komponen teknologi merupakan salah satu enabler yang membuat pengeksekusian proses-proses di dalam KM lebih efektif dan efisien. Menurut Giraldo terdapat empat peran utama teknologi bagi perusahaan global, yaitu :
    1. Memelihara dan menjaga jejak dari data-data transaksi operasional.
    2.  Menganalisis lingkungan bisnis.
    3.  Memberi dukungan dalam proses pengambilan keputusan.
    4.  Meningkatkan kolaborasi dan pengambilan keputusan oleh.

Faktor lainnya yang perlu diperhatikan dalam pemilihan teknologi adalah integrasinya dengan sistem-sistem informasi bisnis yang sebelumnya sudah dimiliki perusahaan.

Gambar 3 : Komponen arsitektur operasi

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Knowledge Management Model

Nama : Merry

NIM : 1401085013

Kelas : 07PAA

Subject : Knowledge Management(Tugas GSLC 1)

Knowledge Management Model

Data adalah sekumpulan fakta obyektif mengenai sebuah kejadian. Informasi adalah sebuah pesan dalam bentuk dokumen, komunikasi suara, atau visual. Pengetahuan adalah campuran dari pengalaman, nilai (value), informasi kontekstual, dan pandangan pakar sebagai landasan evaluasi dan menghasilkan pengalaman dan informasi baru.

Secara umum, knowledge management atau manajemen pengetahuan merupakan pendekatan yang dilakukan untuk  mengelola pengetahuan yang dimiliki oleh individu ataupun organisasi. Pengelolaan yang  dimaksud adalah identifikasi, pencarian, penyimpanan, kolaborasi, proses  dan sebagainya yang memiliki tujuan tertentu seperti penciptaan sesuatu hal yang baru.

Knowledge atau pengetahuan dapat dibagi menjadi (bentuk dari pengetahuan) :

  1. Tacit knowledge : sulit ditranslasikan secara formal, personal, sulit dikumunikasikan, dan merupakan akar dari semua pengetahuan (80%).
  2. Explicit knowledge : telah dikodifikasi, diekspresikan secara formal dan bahasa, mudah dibagikan dan disimpan, dapat dinyatakan dengan kata-kata dan algoritma, tapi hanya mengandung sedikit pengetahuan (20%).

Manajemen Pengetahuan atau Knowledge Management dimaksudkan untuk mewakili pendekatan terencana dan sistematis untuk menjamin penggunaan penuh dasar pengetahuan organisasi, ditambah keahlian, kompetensi, pemikiran, inovasi dan ide individual potensial untuk menciptakan organisasi yang lebih efisien dan efektif.

Model Knowledge Management(KM)

Model Knowledge Management(KM) : Menggambarkan pendekatan holistik terhadap KM; Telah diriview, dikritik, dan didiskusikan secara ekstensif; Model telah diimplementasikan dan diuji cobakan untuk reliabilitas dan validitas.

Model-model yang terdapat dalam knowledge management atau manajemen pengetahuan :

1. Model Epistemologi Organisasi menurut von Krogh dan Roos

Model ini membedakan antara pengetahuan individu dan pengetahuan sosial. Pengetahuan berada baik pada individu di dalam sebuah organisasi dan pada tingkat sosialnya, yaitu hubungan antar individu-individu. Pengetahuan tidak mungkin ada apabila tidak ada yang mengetahui hubungan yang erat antara pengetahuan dan pengguna pengetahuan.

Faktor penentu kesuksesan KM dalam organisasi :

  1. Mind-set individu;
  2. Komunikasi dalam organisasi;
  3. Struktur organisasi;
  4. Hubungan antar anggota;
  5. Manajemen sumber daya.

 

2. Model Spiral Pengetahuan menurut Nonaka dan Takeuchi

Dalam model spiral, bentuk pengetahuan (tacit/explicit) dan berbagi pengetahuan, keduanya dibutuhkan untuk menciptakan pengetahuan dan menghasilkan inovasi. Faktor kunci keberhasilan inovasi pada perusahaan Jepang adalah pendekatan tacit pada KM.

Proses penciptaan pengetahuan pada model spiral adalah sebagai berikut :

  1. Selalu diawali dari individu;
  2. Pengetahuan personal/privat;
  3. Ditranslasi menjadi pengetahuan organisasi publik yang tersedia bagi orang lain;
  4. Proses bersifat kontinu, interaktif, dan spiral – interaksi antarapengetahuan tacit dan explicit.

Konversi pengetahuan pada model spiral adalah sebagai berikut :

  1. Tacit -> tacit = proses sosialisasi, Contoh : brainstorming;
  2. Tacit -> explicit = proses eksternalisasi, Contoh : jurnalis;
  3. Explicit -> explicit = proses kombinasi, Contoh : presentasi;
  4. Explicit -> tacit = proses internalisasi, Contoh : sistem database.

nanaka

Gambar 1 : Konversi Pengetahuan(The Nonaka & Takeuchi Model)

Sumber : Dalkir,K (2005: p53)

Kondisi yang memungkinkan penciptaan pengetahuan organisasi menurut model Spiral :

  1. Autonomy;
  2. Intention;
  3. Fluctuation and creative chaos;
  4. Redundancy;
  5. Requisite variety.

 

3. Model KM Sense-Making menurut Choo

Model KM ini menekankan pada pentingnya sense-making (masuk akal), knowledge creation (penciptaan pengetahuan) dan decision making (pengambilan keputusan).

Gambar 2 : Gambaran umum dari model Choo

Sumber : Dalkir,K (2005: p59)

 

4. The Wiig KM Model

Pada model ini, pengetahuan harus diorganisir agar dapat berguna dan bernilai.

Dimensi dalam Model Wiig:

  1. Completeness;
  2. Connectedness;
  3. Congruency;
  4. Perspective & purpose.

Dalam model Wiig terdapat Semantic networks yang digunakan untuk merepresentasikan berbagai sudut pandang yang berbeda pada sebuah obyek/konten pengetahuan yang sama.

Gambar 3 : Bentuk pengetahuan menurut model The Wiig

Sumber : Dalkir,K (2005: p65)

 

5.Model KM I-Space menurut Boisot

Konsep dasar dari model KM I-Space adalah bahwa informasi berbeda dengan aset fisik dan bahwa informasi merupakan hasil ekstrak dari data yang merupakan pra-pengetahuan.

Dimensi model I-Space:

  1. Codified – uncodified;
  2. Abstract – concrete;
  3. Diffused – undiffused.

Gambar 4 : Model KM menurut The Boisot I-Space

Sumber : Dalkir,K (2005: p67)

 

6. Model KM Sistem Adaptif Kompleks

ICAS (intelligent complex adaptive system) memandang organisasi sebagai sistem adaptif kompleks yang intelijen. CAS(Complex adaptive system) terdiri dari beberapa agen independen yang saling berinteraksi secara lokal.

Proses kunci dalam model ICAS:

  1. Understanding;
  2. Creating new ideas;
  3. Solving problems;
  4. Making decisions;
  5. Taking action to achieve desired results.

Gambar 5 : Gambaran umum dari model ICAS

Sumber : Dalkir,K (2005: p71)

 

7. The European Foundation for Quality Management (EFQM) KM Model

The EFQM Model mengacu pada cara di mana manajemen pengetahuan digunakan untuk mencapai tujuan organisasi. Model ini didasarkan pada model tradisional kualitas dan keunggulan, sehingga ada hubungan yang sangat kuat antara proses KM dan hasil organisasi yang diharapkan.

 

8. The Inukshuk KM Model

The Inukshuk KM modek dikembangkan untuk membantu departemen pemerintah Kanada untuk lebih baik dalam mengelola pengetahuan mereka. Model ini dikembangkan untuk meninjau model utama yang ada untuk mengekstrak lima enabler kunci (teknologi, kepemimpinan, budaya, pengukuran dan proses) dan dengan melakukan penelitian kuantitatif untuk memvalidasi enabler ini.

 

Sumber Referensi :

Dalkir, K. (2005). Knowledge Management in Theory and Practice. The MIR Press. USA.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Pemanfaatan ICT pada Industri

Nama : Merry

NIM : 1401085013

KA S1 B2014

Perkembangan teknologi informasi saat ini semakin pesat, terbukti dengan semakin banyaknya kegiatan proses bisnis yang memanfaatkan teknologi untuk mengefisienkan proses bisnisnya. Banyak perusahaan yang sudah menerapkan ICT (Information Communication Technology) atau setidaknya sedang merencanakan implementasinya. Namun, masalah lain muncul seiring dengan penggunaan yang tidak mempedulikan aspek pemilihan dan pemakaian suatu peralatan ICT secara baik dan benar. Kecenderungan ini dapat dilihat dengan tidak optimalnya ICT digunakan dalam menyelesaikan proses bisnisnya. Hanya sekedar memandang fungsi kecepatan proses sesaat dari ICT saja, tanpa memberdayakan segi fungsional dan integrasi dari perangkat teknologi.

Pemanfaatan ICT diberbagai bidang industri

ICT atau Information Communication and Technology (lebih dikenal dengan TIK atau Teknologi Informasi dan Komunikasi) pada masa globalisasi ini telah menjadi kebutuhan untuk mendukung kualitas dan efektifitas pendidikan. Pada hal ini, pemanfaatan ICT dalam bidang pendidikan bisa dilihat dari pembelajaran berbasis ICT (e-learning). Cisco (2001), menerangkan filosofis e-learning. Pertama, e-learning berguna untuk menyampaikan informasi, berkomunikasi, menyampaikan pendidikan dan pelatihan secara online. Kedua, melalui e-learning kita bisa mendapatkan alat yang dapat memperkaya nilai belajar secara konvensional dengan tujuan dapat menjawab tantangan perkembangan globalisasi. Ketiga, e-learning tidak menggantikan model belajar yang lama (konvensional) di kelas, tetapi memperkuat model tersebut dengan pendalaman dan pengembangan teknologi pendidikan. Keempat, bergantung pada bentuk isi dan cara penyampaian, kapasitas peserta didik atau murid dapat sangat bervariasi. Pembelajaran dengan berbasis e-learning merupakan metode pembelajaran yang baik secara formal maupun informal, dilakukan dengan media elektronik seperti video tape, internet, handphone, CDRom, PDA, intranet, dll. Banyak orang dan organisasi yang berpendapat bahwa ICT mampu menyelesaikan banyak pekerjaan dan memperkuat kerja organisasi non pemerintah dalam skala besar. Teknologi pada hal ini hanyalah sebagai alat untuk melayani kepentingan organisasi. Bukan sebagai tujuan, tetapi sebagai alat untuk mencapai tujuan.

E-learning

Gambar 1 : Contoh E-Learning

Sebelum tahun 1999, Depdiknas telah berkali-kali melaksanakan kegiatan-kegiatan dan menjalankan program yang berhubungan dengan ICT secara parsial. Seperti pembuatan mailing list untuk berkomunikasi langsung antara pusat dengan daerah, membuat website bagi sekolah untuk menyebarkan informasi bagi sekolah tersebut, juga penyusunan program pendataan dengan ICT. Jadi, sejak sebelum tahun 2000, industri ICT pun telah dikembangkan, tetapi yang sadar akan hal ini masih segelintir orang. Barulah sejak setelah tahun 2000, masyarakat mulai sadar akan pengaruh ICT bagi kehidupan masyarakat, dan industri ICT mulai dikembangkan.

Begitu banyak pengguna internet yang ada di Indonesia, dan lebih dari setengahnya memilih berbelanja secara online. Namun, keamanan dalam transaksi secara online belum ada hukum yang mengaturnya. Terdapat empat model bisnis yang banyak digunakan di Indonesia, seperti model marketplace yang mengumpulkan penjual dan pembeli dalam satu website, model classified ads yang melakukan transaksi karena adanya iklan baris di suatu website. Lalu ada pula model daily deals yang menguntungkan pelanggan karena sering memberikan diskon dan penawaran yang menarik setiap hari. Terakhir ada juga model online retail, yaitu perusahaan retail yang sudah berhasil berbisnis secara offline dan pindah ke online untuk memperluas pasar. Sekarang sudah ada asosiasi e-commerce yang ingin menegakkan hukum dalam bisnis online dan meningkatkan edukasi masyarakat yang masih perlu bimbingan agar dapat menjadi pelanggan e-commerce yang bijak.

Gambar 2 : Contoh E-Commerce

  Ternyata ICT ini tidak hanya dapat diakses melalui media komputer atau laptop. Pada ribuan handphone yang diproduksi saat ini hampir semuanya memiliki teknologi ICT. Misalnya, aplikasi BBM pada smartphone blackberry, aplikasi twitter, facebook, whatsapp, dan sebagainya merupakan pemanfaatan teknologi ICT dalam mobile phone. Tentu saja hal ini sangat berguna dan memberikan keuntungan bagi para pengunanya. Konsumen menjadi mudah untuk saling berbagi informasi dan berinteraksi satu sama lain tanpa haru memperdulikan perbedaan jarak dan waktu. Kita menjadi dapat berkomunikasi dengan banyak orang hanya melalui satu media elektronik.

            Peluang karir dalam bidang ICT ini sangat beragam. Kita sudah dapat menghasilkan uang dengan berbisnis online shopping dengan modal akun facebook atau dengan BBM group. Hal yang dapat kita lakukan seperti menjual pakaian atau aksesoris yang sedang diminati para konsumen sekarang ini. Kita juga dapat menggunakan twitter untuk meniti karir jika misalnya kita senang menulis. Hanya bermodalkan akun twitter dengan nama yang menarik, dan tulisan-tulisan yang membuat orang-orang tertarik untuk membacanya saja, ia sudah bisa mengumpulkan jutaan followers, membuat buku, dan tiba-tiba saja sebagian besar remaja di Indonesia begitu tertarik untuk mencari tahu siapa sebenarnya pemilik akun twitter ini. Dunianya yang pertamanya biasa-biasa saja mendadak menjadi begitu luar biasa. Jika memiliki bakat dalam bidang IT, kita dapat menjadi teknisi IT yang saat ini sedang dicari-cari banyak perusahaan. Sehingga kejahatan yang berbasiskan ICT semakin banyak. Karena itu, diperlukan pula perlawanan yang seimbang dari teknisi-teknisi IT yang memiliki hati yang lebih mulia.

Bila melihat pada abad ke 18 silam, roda kehidupan dan perekonomian ditopang oleh pertanian. Pada jaman ini disebut sebagai Agricultural Age. Abad 19 ditandai dengan revolusi industry dimana pabrik-pabrik menjadi penopang pusat perekonomian. Jaman ini dinamakan Industrial Age. Sementara pada abad 21 ini ditandai dengan jaman perputaran informasi, informasi menjadi sebuah kebutuhan dan ICT (Information Communication and Technology) mengalami perkembangan yang luar biasa di jaman ini.

Perkembangan dunia ICT khususnya perkembangan teknologi internet juga berdampak terhadap perkembangan industry kreatif. Industry kreatif ditandai dengan munculnya sekelompok kecil orang yang memiliki skill dan gagasan yang sangat inovatif.

Selama ini bangsa Indonesia bertahan dan berkembang dalam kehidupannya dikarenakan memiliki jiwa kreativitas yang tinggi. Namun hanya sebagian kecil saja orang yang bisa memanfaatkan kreativitasnya menjadi sesuatu yang bisa lebih dikembangkan tidak hanya untuk kesenangan saja tetapi dijadikan objek penghasilan atau mata pencaharian. Industri kreatif adalah pertumbuhan ekonomi kreatif yang digerakan oleh kapitalisasi kreativitas dan inovasi dalam menghasilkan produk atau jasa dengan kandungan kreatif. Hal yang penting pada industri kreatif adalah kandungan kreatifnya dimana terdapat tingkat kreativitas yang tinggi terhadap masukan dan keluaran aktivitas ekonomi ini. Secara umum dapat dikatakan bahwa ekonomi kreatif adalah sistem kegiatan manusia yang berkaitan dengan kreasi, produksi, distribusi, pertukaran, dan konsumsi barang dan jasa yang bernilai kultural, artistik, estetika, intelektual, dan emosional bagi para pelanggannya di pasar. Indonesia sendiri mempunyai 14 sektor industri kreatif yang memiliki kontribusi paling besar dalam kemajuan ekonomi, yaitu di bidang periklanan, arsitektur, pasar seni dan barang antik, kerajinan, desain, fashion, video, film, fotografi, permainan interaktif, musik, seni pertunjukan, penerbitan dan percetakan, layanan komputer dan piranti lunak, televisi dan radio, serta riset dan pengembangan.

 

Gambar 3 : Industri Kreatif

Saat ini, masyarakat sudah mulai mengenal industri kreatif meskipun belum semuanya mampu terjun langsung untuk bergelut di bidang ini. Keyakinan akan kesuksesan di bidang ini pun belum mereka dapatkan. Padahal pada kenyataannya industri kreatif ini bisa lebih bergerak, maju, dan berkembang pesat bahkan lebih dari yang bisa diperkirakan meskipun dalam sektor ini kita dihadapkan pada situasi persaingan bisnis yang kejam dan ketat.

Pendidikan mengenai ICT pun juga diperlukan untuk meningkatkan industri kreatif. Teknologi tidak hanya dijadikan komoditas utama tetapi teknologi bisa dijadikan sebagai pendukung untuk sektor industri kreatif lainnya, terutama di bidang pemasaran dan produksi barang. Bagaimana teknologi yang tepat guna bisa dipakai dalam mempercepat produksi barang apabila permintaan konsumen melonjak naik sedangkan barang kreatif yang harus dihasilkan tertunda karena kematangan dari bahan baku untuk barang kreatif tersebut membutuhkan waktu yang lama. Sebagian besar bahan baku insudtri kreatif ini berasal dari alam seperti bambu, kayu, dsb. Kemudian, ICT selain teknologi tepat gunanya disini juga berperan sebagai sarana periklanan dalam dunia maya salah satu contohnya yaitu web dapat menyampaikan informasi yang sangat baik bagi pemasaran barang-barang industri kreatif sehingga memiliki mangsa pasar yang lebih luas.

            Pemanfaatan ICT yang belum ada pengawasan dan kontrol yang baik menyebabkan ICT begitu rawan untuk dimanfaatkan. Salah motif sedikit, ICT sudah dapat dimanfaatkan untuk hal-hal yang kurang baik, seperti meng-hack sejumlah bank untuk tindak criminal, menyebarkan virus demi keuntungan pribadi, atau bahkan niat jahat kecil untuk mencari tahu soal-soal apa saja yang akan keluar di ujian. Bila menggunakan teknologi, banyak sekali hal-hal yang dapat kita lakukan. Karena itu diperlukan kontrol dan pengawasan yang ketat untuk menghindari hal-hal yang dapat menyebabkan kerugian bagi masyarakat. Melalui pemanfaatan ICT juga kita dapat mengubah hidup seseorang. Misalnya, tindak bullying melalui media social. Hal tersebut dapat membuat korban menjadi minder dan merasa dikucilkan atau dibiarkan. Bila mentalnya tidak kuat, ia dapat bunuh diri. Penipuan melalui media ICT juga sedang marak-maraknya saat ini. Entah dengan embel-embel online shop atau lainnya, tetapi sudah banyak korban penipuan dengan jumlah uang yang tidak sedikit.

 

Sumber Referensi :

 

 

 

 

 

 

 

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Hello world!

Welcome to Binusian blog.
This is the first post of any blog.binusian.org member blog. Edit or delete it, then start blogging!
Happy Blogging 🙂

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS