You are here: Home > Uncategorized > Knowledge Management Model

Knowledge Management Model

Nama : Merry

NIM : 1401085013

Kelas : 07PAA

Subject : Knowledge Management(Tugas GSLC 1)

Knowledge Management Model

Data adalah sekumpulan fakta obyektif mengenai sebuah kejadian. Informasi adalah sebuah pesan dalam bentuk dokumen, komunikasi suara, atau visual. Pengetahuan adalah campuran dari pengalaman, nilai (value), informasi kontekstual, dan pandangan pakar sebagai landasan evaluasi dan menghasilkan pengalaman dan informasi baru.

Secara umum, knowledge management atau manajemen pengetahuan merupakan pendekatan yang dilakukan untuk  mengelola pengetahuan yang dimiliki oleh individu ataupun organisasi. Pengelolaan yang  dimaksud adalah identifikasi, pencarian, penyimpanan, kolaborasi, proses  dan sebagainya yang memiliki tujuan tertentu seperti penciptaan sesuatu hal yang baru.

Knowledge atau pengetahuan dapat dibagi menjadi (bentuk dari pengetahuan) :

  1. Tacit knowledge : sulit ditranslasikan secara formal, personal, sulit dikumunikasikan, dan merupakan akar dari semua pengetahuan (80%).
  2. Explicit knowledge : telah dikodifikasi, diekspresikan secara formal dan bahasa, mudah dibagikan dan disimpan, dapat dinyatakan dengan kata-kata dan algoritma, tapi hanya mengandung sedikit pengetahuan (20%).

Manajemen Pengetahuan atau Knowledge Management dimaksudkan untuk mewakili pendekatan terencana dan sistematis untuk menjamin penggunaan penuh dasar pengetahuan organisasi, ditambah keahlian, kompetensi, pemikiran, inovasi dan ide individual potensial untuk menciptakan organisasi yang lebih efisien dan efektif.

Model Knowledge Management(KM)

Model Knowledge Management(KM) : Menggambarkan pendekatan holistik terhadap KM; Telah diriview, dikritik, dan didiskusikan secara ekstensif; Model telah diimplementasikan dan diuji cobakan untuk reliabilitas dan validitas.

Model-model yang terdapat dalam knowledge management atau manajemen pengetahuan :

1. Model Epistemologi Organisasi menurut von Krogh dan Roos

Model ini membedakan antara pengetahuan individu dan pengetahuan sosial. Pengetahuan berada baik pada individu di dalam sebuah organisasi dan pada tingkat sosialnya, yaitu hubungan antar individu-individu. Pengetahuan tidak mungkin ada apabila tidak ada yang mengetahui hubungan yang erat antara pengetahuan dan pengguna pengetahuan.

Faktor penentu kesuksesan KM dalam organisasi :

  1. Mind-set individu;
  2. Komunikasi dalam organisasi;
  3. Struktur organisasi;
  4. Hubungan antar anggota;
  5. Manajemen sumber daya.

 

2. Model Spiral Pengetahuan menurut Nonaka dan Takeuchi

Dalam model spiral, bentuk pengetahuan (tacit/explicit) dan berbagi pengetahuan, keduanya dibutuhkan untuk menciptakan pengetahuan dan menghasilkan inovasi. Faktor kunci keberhasilan inovasi pada perusahaan Jepang adalah pendekatan tacit pada KM.

Proses penciptaan pengetahuan pada model spiral adalah sebagai berikut :

  1. Selalu diawali dari individu;
  2. Pengetahuan personal/privat;
  3. Ditranslasi menjadi pengetahuan organisasi publik yang tersedia bagi orang lain;
  4. Proses bersifat kontinu, interaktif, dan spiral – interaksi antarapengetahuan tacit dan explicit.

Konversi pengetahuan pada model spiral adalah sebagai berikut :

  1. Tacit -> tacit = proses sosialisasi, Contoh : brainstorming;
  2. Tacit -> explicit = proses eksternalisasi, Contoh : jurnalis;
  3. Explicit -> explicit = proses kombinasi, Contoh : presentasi;
  4. Explicit -> tacit = proses internalisasi, Contoh : sistem database.

nanaka

Gambar 1 : Konversi Pengetahuan(The Nonaka & Takeuchi Model)

Sumber : Dalkir,K (2005: p53)

Kondisi yang memungkinkan penciptaan pengetahuan organisasi menurut model Spiral :

  1. Autonomy;
  2. Intention;
  3. Fluctuation and creative chaos;
  4. Redundancy;
  5. Requisite variety.

 

3. Model KM Sense-Making menurut Choo

Model KM ini menekankan pada pentingnya sense-making (masuk akal), knowledge creation (penciptaan pengetahuan) dan decision making (pengambilan keputusan).

Gambar 2 : Gambaran umum dari model Choo

Sumber : Dalkir,K (2005: p59)

 

4. The Wiig KM Model

Pada model ini, pengetahuan harus diorganisir agar dapat berguna dan bernilai.

Dimensi dalam Model Wiig:

  1. Completeness;
  2. Connectedness;
  3. Congruency;
  4. Perspective & purpose.

Dalam model Wiig terdapat Semantic networks yang digunakan untuk merepresentasikan berbagai sudut pandang yang berbeda pada sebuah obyek/konten pengetahuan yang sama.

Gambar 3 : Bentuk pengetahuan menurut model The Wiig

Sumber : Dalkir,K (2005: p65)

 

5.Model KM I-Space menurut Boisot

Konsep dasar dari model KM I-Space adalah bahwa informasi berbeda dengan aset fisik dan bahwa informasi merupakan hasil ekstrak dari data yang merupakan pra-pengetahuan.

Dimensi model I-Space:

  1. Codified – uncodified;
  2. Abstract – concrete;
  3. Diffused – undiffused.

Gambar 4 : Model KM menurut The Boisot I-Space

Sumber : Dalkir,K (2005: p67)

 

6. Model KM Sistem Adaptif Kompleks

ICAS (intelligent complex adaptive system) memandang organisasi sebagai sistem adaptif kompleks yang intelijen. CAS(Complex adaptive system) terdiri dari beberapa agen independen yang saling berinteraksi secara lokal.

Proses kunci dalam model ICAS:

  1. Understanding;
  2. Creating new ideas;
  3. Solving problems;
  4. Making decisions;
  5. Taking action to achieve desired results.

Gambar 5 : Gambaran umum dari model ICAS

Sumber : Dalkir,K (2005: p71)

 

7. The European Foundation for Quality Management (EFQM) KM Model

The EFQM Model mengacu pada cara di mana manajemen pengetahuan digunakan untuk mencapai tujuan organisasi. Model ini didasarkan pada model tradisional kualitas dan keunggulan, sehingga ada hubungan yang sangat kuat antara proses KM dan hasil organisasi yang diharapkan.

 

8. The Inukshuk KM Model

The Inukshuk KM modek dikembangkan untuk membantu departemen pemerintah Kanada untuk lebih baik dalam mengelola pengetahuan mereka. Model ini dikembangkan untuk meninjau model utama yang ada untuk mengekstrak lima enabler kunci (teknologi, kepemimpinan, budaya, pengukuran dan proses) dan dengan melakukan penelitian kuantitatif untuk memvalidasi enabler ini.

 

Sumber Referensi :

Dalkir, K. (2005). Knowledge Management in Theory and Practice. The MIR Press. USA.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Leave a Reply