You are here: Home > Uncategorized > Knowledge Management

Knowledge Management

Nama : Merry

NIM : 1401085013

Kelas : 07PAA

Tugas GSLC3 – Knowledge Management

Knowledge Management

Knowledge Management di dalam suatu perusahaan menjadi suatu hal yang sangat mendasar dalam era globalisasi dewasa ini. Kemampuan perusahaan untuk mengelola sumber daya manusia sebagai penggerak bisnis perusahaan. Perusahaan dituntut untuk terus dapat menjadikan seluruh lini untuk dapat terus bersaing agar tidak tertinggal oleh para pesaingnya. Kondisi tersebut menuntut adanya perubahan paradigma menjadi knowledge-based-competiveness. Dimana konsep ini mengandalkan pada ilmu pengetahuan (IPTEK). Untuk membenahi hal tersebut diperlukan kemampuan untuk mengelola dan mengembangkan pengetahuan (knowledge) yang pada akhirnya menjadi sebuah senjata untuk dapat bersaing dalam era ini.

Knowledge Management adalah sebuah konsep yang relatif baru yang bergerak di atas infrastruktur teknologi informasi (Internet dan Intranet) yang ada. Dengan berbasis Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang menunjang, perusahaan seharusnya dapat mengakomodir segala yang dibutuhkan sumber daya manusia yang ada di dalamnya, dalam hal ini adalah pengetahuan yang mendukung para karyawan dan seluruh jajaran lini perusahaan untuk dapat terus berkompetisi dengan competitor.

Peter Drucker mengatakan bahwa “perubahan dunia ini mengarah ke fenomena bahwa sumber ekonomi, bukan lagi dalam bentuk money capital atau sumber daya alam, tapi ke arah knowledge capital.” Organisasi dan perusahaan harus mengelola pengetahuannya dengan baik, sehingga nantinya ketika seorang karyawan telah meninggalkan perusahaannya terdapat transfer ilmu yang dapat dilakukan baik antara senior-junior, maupun atasan-bawahan.

Knowledge Management seharusnya sudah banyak diterapkan oleh perusahaan di Indonesia, mengingat Asean Free Trade Association (AFTA) sudah bergulir. Dimana batasan untuk berbisnis telah semakin menyempit. Dengan bergulirnya AFTA tersebut, Knowledge Management seharusnya telah menjadi hukum wajib bagi perilaku individual sehari-hari seluruh jajaran perusahaan dan orang-orang yang ingin berkembang.

 

Sejarah Knowledge Management

Knowledge Management atau biasa disebut dengan manajemen pengetahuan adalah sesuatu yang relatif baru, walaupun telah berkembang sejak lama. Walaupun pemikiran mengenai manajemen pengetahuan telah berkembang pada tahun-tahun sebelumnya. Para pionir yang mengkajinya secara akademis diantaranya Peter Ducker di tahun 70-an, kemudian Karl-Erik Sveiby di akhir 80-an, serta Nonaka dan Takeuchi pada 1990.

Hal tersebut mengakibatkan Knowledge Mangement sempat diidentikkan dengan Teknologi Informasi, namun stigma tersebut dibantah oleh Gupta dan Govidrajat (2000). Menurut mereka hal yang paling menentukan dalam keefektifan adalah pada sektor manajemen. Sumber daya manusia pada akhirnya memang menjadi ujung tombak dari segala program pada Knowledge Management.

Perkembangan manajemen pengetahuan banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor, sesuai dengan perkembangan zaman dimana perubahan social, teknologi, waktu serta tingkat ekonomi. Era globalisasi seakan menantang setiap individu untuk terus berkompetisi dalam menciptakan berbagai peluang meraih konsumen. Awalnya organisasi-organisasi terutama organisasi bisnis, mencoba mendongkrak produktivitas dan keuntungan dengan memanfaatkan perkembangan teknologi dan teknologi   jaringan.

Knowledge Management telah menjadi sebuah disiplin ilmu sejak tahun 1995 dan telah menjadi bagian dari kurikulum perguruan tinggi serta di publikasikan pada berbagai jurnal akademik maupun profesional. Kebanyakan perusahaan besar memiliki sumber daya yang didedikasikan untuk knowledge management yang seringkali merupakan bagian dari departemen ‘Teknologi Informasi’ atau ‘Manajemen SDM’ maupun terdapat koordinasi yang bersinergi dalam keduanya dan dalam banyak struktur lapor langsung ke pimpinan organisasi. Pengelolaan informasi secara efektif adalah sebuah keharusan dalam bisnis.

Knowledge Management terdiri dari sejumlah praktek yang digunakan oleh organisasi untuk mengidentifikasi, menciptakan, merepresentasikan dan mendistribusikan pengetahuan untuk dipergunakan kembali, menciptakan kesadaran, serta pembelajaran.

 

Knowledge Management Saat ini

Jauh sebelumnya, pengetahuan telah didokumentasikan oleh filsuf Barat selama ribuan tahun, tetapi dengan sedikit keraguan. Sama halnya dengan Filsuf Timur juga memiliki tradisi dokumentasi yang menekankan pengetahuan dan pemahaman untuk melakukan kehidupan rohani dan sekuler. Banyak dari upaya ini diarahkan untuk mendapatkan pemahaman teoritis dan abstrak tentang apa sebenarnya pengetahuan tersebut. Pengetahuan praktis perlu diketahui, kebutuhan itu muncul sejak awal manusia berjuang untuk mempertahankan hidup. Pada awalnya penataan pengetahuan praktis dilakukan secara implisit dan tidak sistematis, dan hampir seperti itu masih berlaku sampai sekarang.

Sebuah aspek praktis menunjukkan bahwa aspek KM itu membutuhkan perilaku efektif dari orang  untuk mendukung kesuksesan yang dilegasikan melalui tugas-tugas intelektual dan memberdayakan individu-individu. Sebenarnya menurut perspektif sejarah dipercaya bahwa KM itu lahir bersamaan dengan manusia untuk bertahan hidup. KM juga mempresentasikan suatu evolusi perubahan maju manusia dan kebebasan intelektual yang dimulai pada masa pencerahan sekitar lebih 200 tahun yang lalu.

Perluasan KM saat ini adalah manajemen yang sistematis dan eksplisit untuk kegiatan pengetahuan terkait, praktek, program dan kebijakan dalam perusahaan. Akibatnya, kelangsungan hidup perusahaan tergantung langsung pada :

  1. Kualitas kompetitif aset pengetahuan;
  2. Keberhasilan penerapan aset tersebut dalam semua kegiatan usahanya (yaitu, realisasi dari aset pengetahuan) dari perspektif yang sedikit berbeda: Tujuan dari KM adalah untuk membangun dan memanfaatkan modal intelektual secara efektif dan efisien. Tujuan ini berlaku bagi seluruh perusahaan, untuk semua perusahaan, kegiatan, dan memiliki kompleksitas yang cukup besar di belakangnya.

Dalam konteks perusahaan, organisasi bisnis dewasa ini yang serba cepat dan tidak menentu, dibutuhkan orang-orang yang responsif (peka) terhadap informasi perkembangan dan perubahan serta inovatif yang mampu memanfaatkan pengetahuannya (wisdom) baik secara idnividu maupun pada akhirnya secara kolektif dalam upaya memecahkan segala permasalahan dan tantangan bisnis.

Kemajuan  KM  bergantung pada pendekatan baru yang mengintegrasikan perspektif teoritis dan abstrak epistemologi dan ilmu pengetahuan kognitif dengan pertimbangan keahlian pragmatis yang dibutuhkan untuk melakukan bisnis dan petunjuk teknis manajemen informasi dan teknologi. Tiga kondisi tambahan juga telah memberikan kontribusi terhadap perkembangan tersebut, diantaranya :

  1. Kecerdasan dan manajemen sains kepedulian terhadap individu dan berpikir intelektual ketika melakukan pekerjaan, serta  pengaruh pengetahuan dan pemahaman untuk memberikan kualitas pekerjaan.
  2. Belajar teori, ilmu sosial, dan psikologis untuk pendekatan pembelajaran yang efektif, kerja tim dan kolaborasi serta untuk gaya kognitif .
  3. Kemajuan teknologi informasi yang memungkinkan perluasan praktek KM ke daerah-daerah baru dengan membangun ontologi, pemahaman bahasa alam, penalaran otomatis dan agen cerdas.

 

Kegunaan Knowledge Management

Beberapa ahli mengajukan suatu strategi sentral  yang terdiri dari empat taktis atau cara. Kebanyakan KM dipraktikkan untuk memenuhi kebutuhan dan lingkungannya, perspektifnya lebih dipersempit. Beberapa di antaranya fokus terhadap pembagian pengetahuan diantara individu-individu atau dalam bangunan pendidikan elaborasi dan pengetahuan yang mendistribusikan kemampuan-kemampuan. Dan yang lainnya menganjurkan penggunaan teknologi untuk menangkap, memanipulasi dan melokalisir pengetahuan dan istilah-istilahnya.

Beberapa aspek  efektivitas yang harus dicapai berdasarkan pengembangan berbasis KM menjadi aspek penekanan. Ada beberapa cerita yang dapat dihubungkan dengan KM yakni meliputi:

  1. Dalam pengalaman panjang, secara normal aktivitas dan inisiatif KM tidak untuk menambah beban kerja tetapi memperbaiki pengetahuan dan penggunaannya. Hingga bagian level bawah organisasi, dilakukan pengurangan pekerjaan berulang dan pengalihan kerja, analisis kecepatan, keputusan, dan eksekusi yang secara khusus merupakan tugas-tugas rutin dan yang lain dapat mengganggu dan memberi efek reduksi kerja.
  2. Aktivitas dan inisiatif KM mengganti fungsi-fungsi tambahan, haruslah lebih luas dari apa yang mungkin menjadi dasar atau bagian dari usaha–usaha yang ada dan usaha yang berkelanjutan, tanpa menambah kerumitan, tambahan waktu atau ketergantungan.
  3. Orang cenderung takut untuk membagi pengetahuannya. Mereka percaya akan kehilangan keberuntungan dengan berbagi kepada yang lain, baik ke teman kerja maupun ke organisasi. Bagaimanapun juga dalam lingkungan yang baik hanya segelintir individu yang dapat berbagi dengan lain.
  4. Pengetahuan personal tidak bisa dibagi secara langsung. Perspektif dan informasi mengenai pengetahuan hanya bias dikomunikasikan. Penerima informasi akan merasakan informasi itu dan menginternalisasi dalam tafsiran atas komunikasi sebagai pengetahuan baru. Pengetahuan dibangun melalui proses belajar yang kompleks dan hasilnya berupa model mental individu dan asosiasinya dalam beberapa hal bisa berbeda karena perbedaan sumber pengetahuan.

Agar bisa kompetitif, perusahaan harus proaktif menambah manajemen pengetahuan secara sistematis, sekalipun banyak aktivitas dan fungsi KM mungkin secara implisit dipraktekkan. oleh karyawan dan pekerja harian. Perusahaan harus senantiasa termotivasi dengantujuan-tujuan akhir.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Leave a Reply